BUC5GfM5GSOlGSC7GSC0TpG=

Pontianak Bangun TPST Modern di Batulayang, Ubah Sampah Jadi Sumber Energi dan Pupuk Organik


XPERS.ID-Pontianak—Pemerintah Kota Pontianak berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA Batulayang, Pontianak Utara. Langkah ini merupakan bagian dari proyek besar yang didukung oleh Bank Dunia, yaitu Local Service Delivery Improvement Project (LSDP) atau Proyek Peningkatan Penyediaan Layanan Lokal.
TPST di Batulayang akan mengolah 350-400 ton sampah yang dihasilkan Kota Pontianak setiap harinya. Fasilitas ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga akan menghasilkan produk sampingan yang bermanfaat, seperti minyak bakar, gas metan untuk bahan bakar, dan pupuk organik yang dapat digunakan untuk pertanian dan perkebunan lokal.

“Kota Pontianak menjadi salah satu dari enam daerah di Indonesia yang terpilih untuk menjalankan proyek LSDP dari pemerintah pusat, bersama Kota Malang, Palembang, Kendari, Kabupaten Toba, dan Kabupaten Lebak,” ujar Syamsul Akbar, Sekretaris Bappeda Pontianak, setelah menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Proyek LSDP di Balai Kota Malang, Jumat (6/9).

Syamsul Akbar menambahkan, proyek LSDP ini merupakan inisiatif untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di kota-kota besar Indonesia dengan dukungan penuh dari Bank Dunia. Proyek ini direncanakan akan berlangsung selama lima tahun, mulai tahun 2025 hingga 2029.

Pemerintah Kota Pontianak telah menyelesaikan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan TPST, serta sedang dalam proses penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dalam rapat persiapan yang digelar di Malang, hadir perwakilan pemerintah pusat seperti Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum, serta sejumlah pejabat terkait dari Pemkot Pontianak.

Proyek LSDP akan mengintervensi lima aspek utama pengelolaan sampah, yaitu penguatan kelembagaan, pembiayaan, regulasi, peningkatan partisipasi masyarakat, dan tata kelola teknis operasional. Melalui pendekatan ini, diharapkan terbangun infrastruktur pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan di tingkat daerah.

Pj Wali Kota Pontianak menyatakan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menjadi isu besar di perkotaan, tetapi juga untuk menciptakan peluang ekonomi baru melalui pemanfaatan sampah menjadi energi terbarukan dan pupuk organik. "Dengan dukungan Bank Dunia dan kolaborasi antar instansi, kita optimistis dapat mewujudkan Pontianak sebagai kota yang lebih bersih, hijau, dan berdaya saing," ujarnya.

Dengan pelaksanaan proyek ini, Pontianak berupaya menjadi pionir dalam pengelolaan sampah terpadu di Indonesia, mendorong inovasi yang dapat diterapkan di berbagai kota lain. Langkah ini diharapkan mampu mengubah cara pandang terhadap sampah dari sekadar masalah lingkungan menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.[AZ]

Editor:Maulana

Komentar0

Type above and press Enter to search.