Karo – NewsXPers.id | Situasi penegakan hukum di Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo, kembali mendapat sorotan tajam. Kapolsek Barus Jahe, AKP Bonar Hamonangan Pohan, SH, dituding melakukan pembohongan publik terkait maraknya judi dadu di Desa Sinaman. Publik mencium aroma pembiaran sistematis atas praktik perjudian yang makin terang-terangan dilakukan.
Sebelumnya, pada Rabu 14 Mei 2025, AKP Bonar sempat menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki praktik judi tersebut. Namun, hingga Rabu 25 Juni 2025, arena judi dadu tunggal yang disebut-sebut dikendalikan oleh seseorang berinisial JEKS bersama “Danru” masih beroperasi bebas dan meresahkan warga. Hukum seakan mati suri.
Saat dikonfirmasi ulang oleh awak media, Kapolsek memilih bungkam. Sikap diam tersebut bukannya menenangkan, malah memicu kemarahan masyarakat.
“Kalau nggak sanggup berantas judi dan jadi polisi yang profesional, lebih baik mundur saja sebelum dicopot!” ujar salah seorang warga dengan nada geram.
Seorang warga lainnya yang minta identitasnya dirahasiakan juga mengecam keras sikap Kapolsek.
“Kami mendesak Kapolda Sumatera Utara mencopot Kapolsek Barus Jahe. Diamnya beliau membuat kami curiga ada sesuatu yang ditutupi. Jangan sampai polisi kehilangan kehormatan karena satu-dua oknum!” tegasnya.
Dari kalangan gereja, pendeta GBKP Masada Sinukaban secara terbuka menyatakan sikap keras.
“Kami sangat anti terhadap segala bentuk perjudian, baik togel, dadu, hingga judi ikan-ikan. Gereja berdiri paling keras menentang ini semua,” tegasnya.
Jemaat GBKP lainnya berinisial TEKS (50) bahkan menuding aparat telah terlibat dalam pembiaran secara aktif.
“Kalau tidak ada upeti yang mengalir, mustahil judi bisa jalan bebas begini. Kami akan layangkan surat ke Kapolda, Kapolri, dan ke seluruh gereja agar bersuara,” ujarnya.
Kini, masyarakat Tanah Karo menuntut tindakan nyata. Mereka tidak ingin aparat yang dibayar dari uang rakyat justru menjadi pelindung kejahatan. Desakan pencopotan terhadap Kapolsek pun semakin kuat digaungkan, menyusul kemarahan publik yang kian memuncak.
“Ini bukan hanya soal perjudian, ini soal penghianatan terhadap kepercayaan publik!” tutup warga.
Laporan: Tim Redaksi
Comments0